STUDI LITERATUR FAKTOR-FAKTOR YANG
BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU BUANG AIR BESAR
SEMBARANGAN (BABS)

Judul

STUDI LITERATUR FAKTOR-FAKTOR YANG
BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU BUANG AIR BESAR
SEMBARANGAN (BABS)

Pembuat

LIA AMALIA

Abstract

Buang Air Besar Sembarangan (BABS) adalah suatu tindakan membuang kotoran
atau tinja di ladang, hutan, semak-semak, sungai, pantai atau area terbuka lainnya dan
dibiarkan menyebar mengontaminasi lingkungan, tanah, udara dan air. Perilaku
BABS masih menjadi salah satu sumber pencemaran lingkungan. Ia merupakan salah
satu faktor yang berkontribusi besar terhadap kejadian kematian anak di Indonesia.
Catatan UNICEF pada tahun 2015 sebanyak 1,7 miliar anak berusia balita di dunia
menderita kasus diare. Sekitar 300.000 meninggal setiap tahun atau lebih dari 800 per
hari menderita penyakit diare yang diakibatkan air, sanitasi, dan kebersihan yang
buruk. Laporan Join Monitoring Program (JMP) WHO tahun 2015 menyebutkan
jumlah penduduk BABS di Indonesia sebanyak 51 juta, tahun 2017 sebanyak 31 juta
jiwa, dan tahun 2018 masih ada sebanyak 24,8 juta jiwa. BABS disebabkan oleh
berbagai faktor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang
berhubungan dengan perilaku BABS. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian
sekunder berupa studi kepustakaan (literature review). Berdasarkan seleksi kriteria
kelayakan dan penelusuran kata kunci, diperoleh 6 jurnal yang direview. Hasil
penelitian menunjukan bahwa faktor predposing merupakan variabel yang paling
berpengaruh terhadap perubahan perilaku BABS, yaitu pengetahuan, sikap,
pendidikan, pekerjaan, pendapatan. Variabel yang berhubungan dari faktor enabling
adalah ketersediaan sarana sanitasi. Sementara dari faktor reinforcing adalah peran
petugas kesehatan dan dukungan sosial. Diharapkan masyarakat agar menjaga
perilaku hidup sehat dengan tidak melakukan BABS karena berpengaruh terhadap
kesehatan dan lingkungan. Bagi petugas kesehatan hendaknya meningkatkan
penyuluhan tentang pentingnya jamban sebagai sanitasi yang layak. Bagi aparatur
pemerintah diharap menyediakan sarana jamban bersama untuk mendukung
masyarakat dalam berperilaku hidup sehat