LITERATUR REVIEW: HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN
FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN
PERNAFASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI INDONESIA

Judul

LITERATUR REVIEW: HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN
FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN
PERNAFASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI INDONESIA

Pembuat

Risma Wulandari Saripudin

Abstract

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RESPATI
SKRIPSI, AGUSTUS 2021
ABSTRAK
RISMA WULANDARI SARIPUDIN
LITERATUR REVIEW: HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN FISIK
RUMAH DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN
AKUT (ISPA) PADA BALITA DI INDONESIA
XVI + 78 Halaman + 2 Tabel + 3 Lampiran
Latar belakang: ISPA merupakan salah satu penyebab utama morbiditas dan
mortalitas penyakit menular di dunia serta sampai saat ini masih menjadi masalah
kesehatan karena salah satu penyebab utama rawat jalan dan rawat inap di fasilitas
pelayanan kesehatan, terutama pada balita di dunia. Tahun 2016 kasus ISPA di
dunia sebanyak 18,8 miliar dan kasus pada anak balita sebanyak 59.417. Tahun
2018, kasus ISPA balita di Indonesia sebanyak 93.620 orang (Riskesdas).
Penyebab ISPA adalah virus, bakteri, rickettsia, fungi atau protozoa. Faktor risiko
ISPA salah satunya kondisi lingkungan fisik rumah yang tidak memenuhi syarat
rumah sehat. Tujuan penelitian: Mengetahui hubungan antara kondisi
lingkungan fisik rumah dengan kejadian ISPA pada balita di Indonesia
Metode Penelitian Penelitian kepustakaan (Literature Review) dengan
melakukan pencarian pada database online Google Scholar melalui tahapan
pemilihan jurnal berdasarkan kriteria kelayakan.
Hasil penelitian: Diperoleh 9 jurnal yang membahas variabel dinding, lantai,
kelembaban, kepadatan hunian, pencahayaan, dan ventilasi dengan kejadian ISPA
pada balita. Dinding rumah yang tidak memenuhi syarat kesehatan berhubungan
dengan kejadian ISPA pada balita, lantai rumah yang tidak memenuhi syarat
kesehatan berhubungan dengan kejadian ISPA pada balita, kelembaban rumah
yang tidak memenuhi syarat kesehatan berhubungan dengan kejadian ISPA pada
balita, kepadatan hunian rumah yang tidak memenuhi syarat kesehatan
berhubungan dengan kejadian ISPA pada balita, pencahayaan rumah yang tidak
memenuhi syarat kesehatan berhubungan dengan kejadian ISPA pada balita, dan
ventilasi rumah yang tidak memenuhi syarat kesehatan berhubungan dengan
kejadian ISPA pada balita.
Kesimpulan: Ada hubungan antara kondisi lingkungan fisik rumah yang
tidak memenuhi syarat kesehatan dengan kejadian ISPA pada balita. Saran:
meningkatkan edukasi mengenai rumah sehat sebagai upaya pencegahan ISPA
pada balita, perilaku penghuni rumah rutin membersihkan rumah, membuka
jendela di pagi hari, serta mengurangi aktivitas dalam ruangan yang dapat
mencemari udara.
Kata Kunci: Lingkungan, Fisik, Rumah, ISPA, Balita
Bahan bacaan: 2018-2020