LAPORAN
PENGALAMAN BELAJAR LAPANGAN TERINTEGRASI I
IDENTIFIKASI MASALAH KESEHATAN DAN KESIAPSIAGAAN
BENCANA DI RT 01 RW 12 DESA CIKUNIR KECAMATAN
SINGAPARNA TAHUN 2023

Judul

LAPORAN
PENGALAMAN BELAJAR LAPANGAN TERINTEGRASI I
IDENTIFIKASI MASALAH KESEHATAN DAN KESIAPSIAGAAN
BENCANA DI RT 01 RW 12 DESA CIKUNIR KECAMATAN
SINGAPARNA TAHUN 2023

Pembuat

Yuda Ferdiana 0101210002
Abi Waqas 0101210005
Arima Ayu Wandari 0101210007
Hayatul Maspupah 0101210004
Ruli 0101210001
Tanti Kania 0101210008

Abstract

Kesehatan merupakan sebuah kebutuhan yang sangat mendasar bagi setiap orang. Hal
ini menunjukkan bahwa setiap orang berhak atas taraf kehidupan yang memadai untuk
kesehatan dan kesejahteraan dirinya sendiri dan keluarganya, termasuk hak atas pangan,
sandang, papan, dan pelayanan kesehatan, pelayanan sosial yang diperlukan, serta hak atas
keamanan pada saat menganggur, sakit, cacat, lanjut usia, atau keadaan-keadaan lain yang
mengakibatkan merosotnya taraf kehidupan yang terjadi di luar kekuasaannya. (Mikho
Ardinata, 2020).
Meskipun Indonesia telah mencapai kemajuan dalam beberapa aspek kesehatan,
seperti penurunan angka kematian bayi dan angka harapan hidup yang meningkat, masih
terdapat tantangan signifikan. Kesenjangan kesehatan antara daerah perkotaan dan pedesaan
serta antara kelompok sosial dan ekonomi masih relevan. Penyakit tidak menular seperti
diabetes, penyakit jantung, dan hipertensi, serta permasalahan Stunting saat ini semakin
meningkat, sementara penyakit menular seperti tuberkulosis dan malaria tetap menjadi
masalah.
Sementara itu kasus Stunting di Indonesia terus meningkat. Stunting adalah kondisi
gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi kronis selama periode pertumbuhan awal
mereka. Indonesia memiliki angka stunting yang tinggi, terutama di daerah pedesaan dan
perkotaan miskin. Kasus Stunting di Indonesia menurut Data dari Kementerian Kesehatan
(2018) menjelaskan bahwa, saat ini prevalensi stunting bayi berusia di bawah lima
tahun(balita) yang masuk pada kategori golden age Indonesia pada 2015 seb esar
36,4%.
Dalam kaitannya dengan kesehatan, bencana alam dapat menyebabkan cedera fisik,
penyakit, dan gangguan kesehatan mental.Selain itu, akses terhadap layanan kesehatan juga
dapat terganggu akibat kerusakan infrastruktur dan mobilitas yang terbat as.Pemerintah
Indonesia terus berupaya memitigasi dampak kesehatan dari stunting dan bencana dengan
melaksanakan program-program pencegahan, edukasi, dan kesiapsiagaan.
Salah satu program pemerintah yang dijalankan oleh puskesmas yaitu PIS-PK.
Program "Indonesia Sehat Melalui Pendekatan Keluarga" adalah inisiatif pemerintah
Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dengan fokus pada
2
pendekatan keluarga sebagai unit utama perawatan kesehatan. Program ini mengaku i
pentingnya peran keluarga dalam mempengaruhi gaya hidup sehat, pola makan, perawatan
kesehatan, dan pola hidup yang positif secara keseluruhan.
Latar belakang dari program ini adalah untuk mengatasi berbagai tantangan kesehatan
yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia, seperti peningkatan penyakit tidak menular,
masalah gizi, serta akses terbatas terhadap layanan kesehatan. Dengan menguatkan peran
keluarga sebagai mitra dalam upaya kesehatan, program ini berupaya untuk memperbaiki
gaya hidup dan kebiasaan keluarga, serta memberikan edukasi kesehatan yang lebih baik.
Peran tenaga kesehatan masyarakat sangat penting dalam meningkatkan kualitas
kesehatan pada masyarakat melalui edukasi, promosi kesehatan, pengawasan lingkungan,
serta peningkatan akses dan pelayanan kesehatan. Serta meningkatkan kesadaran yang lebih
tinggi melalui upaya promotif dan preventif. Pandangan paradigma sehat dan sakit melalui
upaya promotif dan preventif menekankan pentingnya mencegah masalah kesehatan
sebelum mereka muncul. Pendekatan ini lebih fokus pada menjaga kesehatan daripada
hanya mengobati penyakit. Upaya promotif berfokus pada memperkuat faktor -faktor yang
mendukung kesehatan, seperti gaya hidup sehat dan pola makan yang baik. Sementara itu,
upaya preventif berusaha mencegah timbulnya penyakit dengan vaksinasi, skrining, dan
edukasi masyarakat. Keduanya bersama-sama berkontribusi untuk menciptakan masyarakat
yang lebih sehat secara keseluruhan.
Salah satu upaya untuk menghasilkan tenaga kesehatan yang kompeten sesuai denga n
kurikulum pendidikan perguruan tinggi dimana calon tenaga kesehatan masyarakat wajib
mengikuti kegiatan pembelajaran praktik yaitu Pengalaman Belajar Lapangan Terintergrasi
1. Capaian PBLT 1 ini menghasilkan Mahasiswa yang memiliki kemampuan
mengidentifikasi masalah yang ada di masyarakat. Kegiatan PBLT 1 ini dilaksanakan di
desa Cikunir kecamatan Singaparna dusun Anggaraja. Berdasarkan hasil pendataan yang
dilakukan oleh Tim PBLT 1 kelompok 1 didapatkan bahwa permasalahan kesehatan yang
ditemukan di RT 01 RW 12 adalah sebagai berikut: Hipertensi, Merokok Dalam Rumah,
TBC, Orang Dalam Gangguan Jiwa (ODGJ) , Stunting, PHBS, Disabilitas Dan Kurangnya
Pemahaman Tentang Kebencanaan. Permasalahan kesehatan dan Kesiapsiagaan Bencana
tersebut memerlukan perhatian khusus untuk dapat diselesaikan karena memiliki dampak
yang buruk bagi kesehatan.
Berdasarkan permasalahan diatas, penulis bermaksud untuk menyusun identifikasi
masalah dengan topik “Identifikasi Masalaha Kesehatan dan Kesiapsiagaan Bencana di RT
01 RW 12 Desa Cikunir Kecamatan Singaparna Tahun 2023.”