ASUHAN KEBIDANAN CONTINUITY OF CARE PADA NY. M
DI PMB BIDAN R DESA PUSPAHIANG KECAMATAN
PUSPAHIANG TAHUN 2022

Judul

ASUHAN KEBIDANAN CONTINUITY OF CARE PADA NY. M
DI PMB BIDAN R DESA PUSPAHIANG KECAMATAN
PUSPAHIANG TAHUN 2022

Pembuat

AI FITRIANI

Abstract

SINOPSIS/RANGKUMAN
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu target global Sustainable
Development Goals (SDGs) dalam menurunkan angka kematian ibu (AKI) menjadi
70 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2030. Menurut WHO (2019) Angka
Kematian Ibu (AKI) didunia yaitu sebanyak 303.000 jiwa. Survei Demografi dan
Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017 menunjukkan AKI sebanyak 305
kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup. Sementara itu, angka kematian neonatal
(AKN) 15 per 1000 Kelahiran hidup. Menurut SDKI tahun 2017.AKI di Provinsi
Jawa Barat tahun 2017 tercatat sebanyak 76,03/100.000 kelahiran hidup. AKB di
Jawa Barat tahun 2017 sebesar 3,4/1.000 kelahiran hidup menurun 0,53 ponit
dibanding tahun 2016 sebesar 3,93/1.000 kelahiran hidup. Dari angka kematian
tersebut terdapat AKN sebesar 3,1/1.000 kelahiran hidup. AKI pada tahun 2020 lalu
berjumlah 23 orang, sedangkan AKB berjumlah 162 orang. (Dinkes Tasikmalaya,
2020). Salah satu upaya yang bertujuan untuk menurunkan AKI dan AKB adalah
dengan memberikan asuhan kebidanan secara Continuity Of Care pada ibu hamil,
bersalin, nifas, neonatus dan KB dengan menggunakan pendekatan manajemen
kebidanan.
Asuhan kebidanan ditujukan kepada Ny. M yang dilaksanakan di PMB R
dan rumah Ny. M pada bulan Januari 2022 sampai dengan Februari 2022. Asuhan
kehamilan pada Ny. M dilakukan sesuai standar asuhan 10 T pelayanan ANC dan
tidak ditemukan adanya masalah atau komplikasi. Pelaksanaan asuhan persalinan
kala I selama 6 jam , Kala II 40 menit, Kala 6 menit dan Kala IV 2 jam. Diberikan
sesuai dengan asuhan persalinan normal (APN), tidak ditemukan adanya
komplikasi dan penyulit. Asuhan BBL dengan BBL normal namun ada caput
succsedeneum, disebabkan oleh ibu yang mengedan sebelum pembukaan lengkap.
Asuhan masa nifas dilakukan 4 kali kunjungan tidak di temukan masalah. Asuhan
neonatus dilakukan 3 kali kunjungan dengan neonatus normal dan pada kunjungan
ke 3 caput succsedeneum sudah tidak ada, penatalaksanaan Caput succsedeneum
tidak di berikan intervensi karena akan hilang sendiri. Pada akhir asuhan ibu
memutuskan untuk menjadi akseptor KB Implan.
Selama asuhan dari mulai masa hamil, bersalin, bayi baru lahir, nifas,
neonatus dan pelayanan kontrasepsi, Ny.M selalu melakukan anjuran-anjuran dari
setiap penatalaksanaan asuhan yang disesuaikan dengan kebutuhan ibu dan bayinya
dengan baik. Diharapkan asuhan kebidanan secara Continuity Of Care dapat terus
diterapkan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak
sehingga dapat menurunkan angka kematian ibu dan bayi.